Sarno merupakan seorang preman pasar yang kerap kali melancarkan aksinya bersama seorang temannya yang bernama Darman. 15 tahun sudah ia menggeluti profesi itu sebagai mata pencaharian utamanya. Suatu hari, terbesit sebuah keinginan di hatinya untuk berhenti sebagai preman pasar dan mencari pekerjaan yang halal.
“Man, kayanya udah saatnya kita berhenti berbuat seperti ini. Kita harus berubah Man, cara kita mencari nafkah harus diganti dengan yang sesuai aturan.” Kata Sarno.
“Ah kalau aku sih udah nyaman seperti ini No, aku akan tetep jadi preman di Pasar ini. Tapi kalau emang kamu pengen berubah ya silahkan. Emangnya kamu mau jadi apa?”
“Karena nggak punya ijazah dan juga skill, ya paling pol paling jadi kuli panggul.”
“Ya terserah kamu sajalah, semoga kamu berhasil dengan profesi barumu.”
Sarno kini memilih bertaubat dari profesi lamanya, preman pasar. Ia kini menjadi seorang kuli panggul. Suatu hari, ada yang menawarinya bekerja sebagai security di sebuah apartemen mewah. Tentu kesempatan ini langsung diambil oleh Sarno karena gaji yang diterimanya pun lebih terjamin. Sejak saat itu Sarno tidak lagi beraktifitas di Pasar.
***
Musim penghujan kini telah datang. Kegiatan di Pasar pun sepi karena puluhan kios terendam banjir yang tak kurang dari 75 cm. Darman yang butuh uang untuk makan mulai kelabakan karena mangsanya belum juga berdatangan.
“Dulu kalau lagi ada masalah apa-apa pasti aku sharing sama si Sarno. Tapi, entah dimana ia sekarang. Dulu katanya ia akan menjadi kuli panggul di Pasar, namun sudah 6 bulan ini rasanya aku belum pernah melihat batang hidungnya.” Celetuk Darman dalam hatinya.
Darman bingung karena hari ini pasar sedang sepi dan otomatis pemasukan uang palak premannya juga ikut menipis. Ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. 30 menit berjalan, ia menemukan sebuah apartemen mewah yang kebetulan tampak sepi. Tanpa berfikir panjang, ia berniat untuk mencuri harta di rumah tersebut dengan cara memanjat benteng. Sial memang, baru saja turun ke tanah Darman langsung disambut gonggongan anjing penjaga. Sontak gonggongan anjing itu membuat security keluar dari posnya.
“Hey, siapa itu?” Kata security yang tak lain adalah Sarno.
Sarno langsung mengejar maling yang mencoba kabur. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran, sampai akhirnya maling itu berhasil dibekuk oleh Sarno. Setelah tertangkap, maling itu hanya diam tak berkutik. Melihat wajahnya, Sarno sungguh kaget luar biasa.
“Darman, apa yang kamu lakukan? Kenapa sekarang kamu berubah menjadi maling? Ya sudah sekarang ayo ikut aku.” Kata Sarno.
Darman dibawa ke pos security tempat Sarno bertugas. Dengan ditemani 2 gelas kopi hitam, Darman mulai berbincang dengan sahabat lamanya, Sarno.
“No, sebenarnya aku sudah capek seperti ini terus. Malakin orang, kejar-kejaran sama polisi dan akhirnya keluar masuk bui. Terus dan terus seperti itu. Aku ingin mencari pekerjaan halal sepertimu. Dari jalan hidupmu aku belajar bahwa kita harus berani melangkah untuk meninggalkan salah. Apa kamu bisa membantu No?” Tanya Darman.
“Syukurlah kalau kamu sudah punya fikiran seperti itu. Sebenarnya disini juga ada lowongan. Pak Bos sedang mencari seorang tukang kebun untuk merawat taman. Apa kamu bersedia untuk menerimanya?”
“Serius kamu No? Ya udah No bantu aku jadi pegawai disini. Nggak apa lah jadi tukang kebun juga. Yang penting rezeki yang kita dapat halal. Iya kan?”
Setelah dibantu Sarno, akhirnya Darman dapat bekerja menjadi tukang kebun di apartemen tersebut. Keduanya kini tampak menjalani hidup yang lebih bahagia karena mereka dapat menghidupi keluarganya dari rezeki yang halal. Dan yang terpenting, persahabatan keduanya dapat terjalin kembali.
Penulis : Acep Ridwan Maulana